Polisi menggerebek Kampung Ambon, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (8/12). Dalam Operasi Tumpas Narkoba 2011 tersebut, sebanyak 45 pria dan 13 perempuan berhasil dibekuk karena tertangkap tangan memiliki narkoba.
Saat penggerebekan wilayah yang dikenal sebagai kawasan tak tersentuh hukum itu, ratusan aparat bersenjata laras panjang terus berjaga-jaga memantau situasi. Sebanyak 533 personel gabungan dari Bareskrim Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta, dan Polsek Cengkareng, itu memeriksa ketat setiap orang yang melintas di Kompleks Permata RW 7, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, tersebut.
Polisi menggunakan anjing pelacak menggeledah setiap rumah yang dicurigai sebagai sarang pengedar dan narkoba. Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan dan memukul beberapa tersangka yang berusaha melarikan diri. Beberapa tersangka mengalami lebam di bagian wajah akibat hantaman senjata polisi.
Setelah dua jam melakukan penyisiran, polisi berhasil mengumpulkan barang bukti berupa 4.531 butir ekstasi, 4 ons sabu, 50 gram heroin, 4 kilogram ganja, 600 butir Happy Fine, beberapa gram kokain yang dikemas dalam plastik kecil, dan 410 alat penghisap sabu atau bong.
Direktur 4 Narkotika Mabes Polri Brigjen Harman Depari mengatakan keseluruhan narkoba tersebut diperkirakan bernilai total Rp11 miliar. Ia mengungkapkan bahwa kepolisian telah merencanakan penggerebekan ini secara matang sejak tiga bulan lalu. "Kami sudah rencanakan operasi ini sejak sebelum lebaran, butuh waktu untuk mengatur strategi penggerebekan yang tepat," katanya.
Menurut Harman, ada lima lokasi yang menjadi sasaran operasi. Lokasi tersebut terdiri dari 33 rumah yang merupakan lapak penjualan dan tempat pemakaian narkoba. Polisi juga menyita berbagai senjata api dan senjata tajam di antaranya lima pucuk senjata api jenis FN dan revolver, tujuh buah parang, enam golok, sebuah kapak, sebuah pisau komando.
"Ini senjata api pabrikan, ada lima pucuk jenis FN dan revolver, akan kita cek darimana mereka mendapatkannya," ujar Harman.
Barang bukti lainnya adalah sebuah plastik hitam besar berisi uang tunai senilai Rp218 juta, sebuah perangkat CCTV, sebuah mesin hitung, dan 80 botol minuman keras jenis Whisky. Kamera CCTV dipasang di sebuah warung, dimaksudkan untuk memantau siapa saja yang memasuki kawasan itu.
Dari beberapa rumah yang digeledah terdapat sebuah rumah yang menyita perhatian. Pada bagian belakang rumah mewah bertingkat dua itu ditemukan beberapa kardus berisi bong, beberapa paket ganja dan sabu. Kardus-kardus itu sengaja dibuang ke semak-semak belakang rumah untuk mengecoh polisi.
Rumah bernomor 186 itu hanya dijaga oleh seorang nenek pembantu rumah tangga. Ia mengaku baru bekerja selama setahun dan benar-benar tidak tahu soal adanya narkoba di rumah itu. Menurutnya, sang majikan pergi keluar rumah pada pukul 09.00 pagi untuk menghadiri acara ulang tahun.
"Saya tidak tahu apa-apa, yang saya tahu, majikan saya orang Manado," ujar nenek bernama Rusmini itu.
Menurut penuturan Harman Depari, rumah itu adalah milik Michael Manuputty. Dia adalah terpidana narkoba yang tertangkap pada pertengahan 2009 lalu atas kepemilikan 16 ribu butir ekstasi dan 30 kilogram ganja. Saat ini Michael tengah menjalani hukuman seumur hidup di LP Nusa Kambangan.
"Kemungkinan dia masih mempunyai anak buah yang menjalankan bisnis ini, dan rumah itu digunakan sebagai sarangnya," kata Harman.
Harman mengatakan, selanjutnya proses pengawasan Kampung Ambon akan diserahkan pembinaannya kepada Polres Jakarta Barat dan Wali Kota. "Untuk pengamanannya akan ditangani petugas dari polda dan polres supaya tidak terjadi lagi hal yang sama," ujarnya.
RW 7 kompleks Permata terdapat 16 RT. Di RT 1, RT 7, dan 15 terdapat dua ribu kepala keluarga yang mayoritas merupakan warga pendatang dari wilayah Maluku atau Ambon.
"Sebanyak 80 persen adalah pendatang dari Ambon. Itulah mengapa daerah ini terkenal dengan sebutan Kampung Ambon," Kata Lurah Kedaung Kali Angke, Asmaran Abdullah.
Dalam penggerebekan ini hadir Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab, Kapolres Jakarta Barat Setija Junianta, dan Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin. "Kepolisian baru saja mengadakan operasi tumpas narkoba 2011 di kampung ambon, untuk selanjutnya kita akan melanjutkan pembinaan keamanan," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Untung S Rajab.
Untung mengatakan bahwa polisi tidak bisa bekerja sendirian dalam menangani masalah narkoba di Kampung Ambon. Ia meminta peran serta seluruh masyarakat untuk memberantas narkoba. Selanjutnya, seluruh tersangka dibawa ke Polda Metro Jaya untuk ditangani lebih lanjut
Saat penggerebekan wilayah yang dikenal sebagai kawasan tak tersentuh hukum itu, ratusan aparat bersenjata laras panjang terus berjaga-jaga memantau situasi. Sebanyak 533 personel gabungan dari Bareskrim Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta, dan Polsek Cengkareng, itu memeriksa ketat setiap orang yang melintas di Kompleks Permata RW 7, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, tersebut.
Polisi menggunakan anjing pelacak menggeledah setiap rumah yang dicurigai sebagai sarang pengedar dan narkoba. Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan dan memukul beberapa tersangka yang berusaha melarikan diri. Beberapa tersangka mengalami lebam di bagian wajah akibat hantaman senjata polisi.
Setelah dua jam melakukan penyisiran, polisi berhasil mengumpulkan barang bukti berupa 4.531 butir ekstasi, 4 ons sabu, 50 gram heroin, 4 kilogram ganja, 600 butir Happy Fine, beberapa gram kokain yang dikemas dalam plastik kecil, dan 410 alat penghisap sabu atau bong.
Direktur 4 Narkotika Mabes Polri Brigjen Harman Depari mengatakan keseluruhan narkoba tersebut diperkirakan bernilai total Rp11 miliar. Ia mengungkapkan bahwa kepolisian telah merencanakan penggerebekan ini secara matang sejak tiga bulan lalu. "Kami sudah rencanakan operasi ini sejak sebelum lebaran, butuh waktu untuk mengatur strategi penggerebekan yang tepat," katanya.
Menurut Harman, ada lima lokasi yang menjadi sasaran operasi. Lokasi tersebut terdiri dari 33 rumah yang merupakan lapak penjualan dan tempat pemakaian narkoba. Polisi juga menyita berbagai senjata api dan senjata tajam di antaranya lima pucuk senjata api jenis FN dan revolver, tujuh buah parang, enam golok, sebuah kapak, sebuah pisau komando.
"Ini senjata api pabrikan, ada lima pucuk jenis FN dan revolver, akan kita cek darimana mereka mendapatkannya," ujar Harman.
Barang bukti lainnya adalah sebuah plastik hitam besar berisi uang tunai senilai Rp218 juta, sebuah perangkat CCTV, sebuah mesin hitung, dan 80 botol minuman keras jenis Whisky. Kamera CCTV dipasang di sebuah warung, dimaksudkan untuk memantau siapa saja yang memasuki kawasan itu.
Dari beberapa rumah yang digeledah terdapat sebuah rumah yang menyita perhatian. Pada bagian belakang rumah mewah bertingkat dua itu ditemukan beberapa kardus berisi bong, beberapa paket ganja dan sabu. Kardus-kardus itu sengaja dibuang ke semak-semak belakang rumah untuk mengecoh polisi.
Rumah bernomor 186 itu hanya dijaga oleh seorang nenek pembantu rumah tangga. Ia mengaku baru bekerja selama setahun dan benar-benar tidak tahu soal adanya narkoba di rumah itu. Menurutnya, sang majikan pergi keluar rumah pada pukul 09.00 pagi untuk menghadiri acara ulang tahun.
"Saya tidak tahu apa-apa, yang saya tahu, majikan saya orang Manado," ujar nenek bernama Rusmini itu.
Menurut penuturan Harman Depari, rumah itu adalah milik Michael Manuputty. Dia adalah terpidana narkoba yang tertangkap pada pertengahan 2009 lalu atas kepemilikan 16 ribu butir ekstasi dan 30 kilogram ganja. Saat ini Michael tengah menjalani hukuman seumur hidup di LP Nusa Kambangan.
"Kemungkinan dia masih mempunyai anak buah yang menjalankan bisnis ini, dan rumah itu digunakan sebagai sarangnya," kata Harman.
Harman mengatakan, selanjutnya proses pengawasan Kampung Ambon akan diserahkan pembinaannya kepada Polres Jakarta Barat dan Wali Kota. "Untuk pengamanannya akan ditangani petugas dari polda dan polres supaya tidak terjadi lagi hal yang sama," ujarnya.
RW 7 kompleks Permata terdapat 16 RT. Di RT 1, RT 7, dan 15 terdapat dua ribu kepala keluarga yang mayoritas merupakan warga pendatang dari wilayah Maluku atau Ambon.
"Sebanyak 80 persen adalah pendatang dari Ambon. Itulah mengapa daerah ini terkenal dengan sebutan Kampung Ambon," Kata Lurah Kedaung Kali Angke, Asmaran Abdullah.
Dalam penggerebekan ini hadir Kapolda Metro Jaya Irjen Untung S Rajab, Kapolres Jakarta Barat Setija Junianta, dan Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin. "Kepolisian baru saja mengadakan operasi tumpas narkoba 2011 di kampung ambon, untuk selanjutnya kita akan melanjutkan pembinaan keamanan," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Untung S Rajab.
Untung mengatakan bahwa polisi tidak bisa bekerja sendirian dalam menangani masalah narkoba di Kampung Ambon. Ia meminta peran serta seluruh masyarakat untuk memberantas narkoba. Selanjutnya, seluruh tersangka dibawa ke Polda Metro Jaya untuk ditangani lebih lanjut