Sebuah situs yang diasuh doktor asal Amerika Serikat RJ Roberts, www.nextearthquake.com, secara aktif meramalkan terjadinya gempa di seluruh dunia, tak terkecuali, Indonesia.
Situs tersebut meramal, lindu akan melanda sepanjang pantai Barat Sumatera sampai Bali dengan kekuatan sampai 7 skala Ritcher.
Sejumlah wilayah Indonesia yang diprediksi gempa adalah: Wilayah Utara Sumatera, sekitar 500 kilometer dari Medan. Diprediksi gempa dengan magnitud 4,5 sampai 6,5 SR, terjadi sekitar 20 Desember 2011 -- kurang lebih tiga hari sebelum atau sesudah.
Di waktu yang sama, juga diramalkan terjadi lindu di wilayah selatan Sumatera, sekitar 350 kilometer Bengkulu Utara, dengan kekuatan 5,0 sampai 7 SR.
Ramalan yang ketiga, dalam waktu hampir sama, diprediksi terjadi gempa di Selat Sunda, wilayah selatan Sumatera sampai wilayah Jawa dengan magnitud 4,3 sampai 6,3 SR. Lihat tautan di sini.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief, melalui asistennya, Basroni, meminta masyarakat tak panik. "Apa yang dirilis oleh DR RJ Robert Ph.D bukan hal baru, walaupun informasinya menjadi penting karena ada perkiraan waktu terjadinya," kata Basroni, dalam rilis yang diterima VIVAnews, Selasa 13 Desember 2011.
Basroni mengatakan, walau sampai saat ini, belum ada teknologi yang dapat memprediksi waktu akan terjadinya gempa secara tepat, tapi kita tetap harus selalu waspada terhadap potensi bencana alam termasuk gempa. "Karena itu adalah semangat dari mitigasi menghadapi bencana alam terkait wilayah Indonesia yang memang merupakan zona rawan bencana."
Seperti diketahui, selain Mentawai, Selat Sunda, Selatan Jawa sampai Bali adalah daerah-daerah yang berpotensi megathrust. "Peningkatan kewaspadaan adalah faktor penting. Pemda dan BPBD seperti yang Sumatera Barat selalu meningkatkan kewaspadaan, patut diapresiasi," kata Basroni. " Gempa dan tsunami bukan untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi dengan teknologi termasuk dengan budaya mitigasi."
Sementara, dihubungi VIVAnews, pakar gempa LIPI, Danny Hilman mengatakan, hingga saat ini belum ada teknologi yang sahih bisa meramalkan gempa. Jadi, masyarakat tak perlu khawatir terhadap isu-isu terjadinya gempa. Meski, harus terus waspada.
"Bisa saja mereka mengklaim bisa meramal gempa dengan berbagai cara. Tapi, buktinya, belum ada teknik atau metode meramal gempa yang diakui secara ilmiah," tegas dia.
Situs tersebut meramal, lindu akan melanda sepanjang pantai Barat Sumatera sampai Bali dengan kekuatan sampai 7 skala Ritcher.
Sejumlah wilayah Indonesia yang diprediksi gempa adalah: Wilayah Utara Sumatera, sekitar 500 kilometer dari Medan. Diprediksi gempa dengan magnitud 4,5 sampai 6,5 SR, terjadi sekitar 20 Desember 2011 -- kurang lebih tiga hari sebelum atau sesudah.
Di waktu yang sama, juga diramalkan terjadi lindu di wilayah selatan Sumatera, sekitar 350 kilometer Bengkulu Utara, dengan kekuatan 5,0 sampai 7 SR.
Ramalan yang ketiga, dalam waktu hampir sama, diprediksi terjadi gempa di Selat Sunda, wilayah selatan Sumatera sampai wilayah Jawa dengan magnitud 4,3 sampai 6,3 SR. Lihat tautan di sini.
Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief, melalui asistennya, Basroni, meminta masyarakat tak panik. "Apa yang dirilis oleh DR RJ Robert Ph.D bukan hal baru, walaupun informasinya menjadi penting karena ada perkiraan waktu terjadinya," kata Basroni, dalam rilis yang diterima VIVAnews, Selasa 13 Desember 2011.
Basroni mengatakan, walau sampai saat ini, belum ada teknologi yang dapat memprediksi waktu akan terjadinya gempa secara tepat, tapi kita tetap harus selalu waspada terhadap potensi bencana alam termasuk gempa. "Karena itu adalah semangat dari mitigasi menghadapi bencana alam terkait wilayah Indonesia yang memang merupakan zona rawan bencana."
Seperti diketahui, selain Mentawai, Selat Sunda, Selatan Jawa sampai Bali adalah daerah-daerah yang berpotensi megathrust. "Peningkatan kewaspadaan adalah faktor penting. Pemda dan BPBD seperti yang Sumatera Barat selalu meningkatkan kewaspadaan, patut diapresiasi," kata Basroni. " Gempa dan tsunami bukan untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi dengan teknologi termasuk dengan budaya mitigasi."
Sementara, dihubungi VIVAnews, pakar gempa LIPI, Danny Hilman mengatakan, hingga saat ini belum ada teknologi yang sahih bisa meramalkan gempa. Jadi, masyarakat tak perlu khawatir terhadap isu-isu terjadinya gempa. Meski, harus terus waspada.
"Bisa saja mereka mengklaim bisa meramal gempa dengan berbagai cara. Tapi, buktinya, belum ada teknik atau metode meramal gempa yang diakui secara ilmiah," tegas dia.